“Go To Kampus”, BPBD Musi Rawas Sosialisasikan Mitigasi Bencana di Kalangan Akademisi

MUSI RAWAS53 Dilihat

Berita Silampari

MUSI RAWAS- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Musi Rawas (Mura) mendatangi kampus atau Go To Kampus dalam memberikan sosialisasi mitigasi bencana di kalangan akademisi. Tujuannya, untuk mengantisipasi berbagai potensi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Kepala BPBD Kabupaten Musi Rawas, H. A. Darsan, melalui Kasi Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan, Maryani, menegaskan bahwa pihaknya terus menyiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat. TRC dipersiapkan agar dapat merespons cepat setiap kejadian darurat, baik banjir, gempa bumi, maupun bencana lainnya.

“Bencana seperti banjir dan gempa bumi adalah ancaman nyata yang bisa terjadi kapan saja. Karena itu, masyarakat harus terus meningkatkan kesiapsiagaan. Mitigasi bukan hanya soal menyelamatkan diri, tetapi juga membangun kesadaran kolektif agar kerugian dapat diminimalkan,”kata Maryani saat menyampaikan materi ke mahasiswa di kampus Unpari Kota Lubuk Linggau, Jumat (29/8/2025).

Menurut Maryani, Indonesia termasuk wilayah rawan bencana, baik banjir maupun gempa bumi. Karena itu, kesiapsiagaan perlu ditanamkan sejak dini, termasuk di kalangan mahasiswa. Sehingga, BPBD menekankan bahwa strategi menghadapi bencana harus disiapkan secara spesifik.

Kemudian, untuk banjir masyarakat diimbau memantau informasi cuaca resmi dari BMKG maupun aplikasi InaRISK, serta menyiapkan tas darurat berisi kebutuhan pokok, obat-obatan, hingga dokumen penting. Sementara mitigasi gempa bumi dimulai dari pengamanan furnitur berat, mempelajari lokasi titik aman, hingga mengikuti simulasi penanganan gempa.

Selain itu, saat bencana terjadi tindakan cepat juga sangat menentukan. Misalnya, memutus aliran listrik dan gas ketika banjir, menghindari berjalan di arus banjir, hingga melakukan evakuasi ke lokasi yang lebih tinggi. Sementara ketika gempa, prinsip drop, cover, hold on menjadi panduan utama untuk mengurangi risiko cedera.

BPBD menegaskan bahwa mitigasi bencana adalah tanggung jawab bersama. Dengan persiapan matang, respons tepat saat darurat, serta langkah pencegahan berbasis lingkungan, risiko bencana dapat ditekan seminimal mungkin.

“Bencana mungkin tak terelakkan, tetapi dampaknya bisa dikurangi dengan kesiapan dan kesadaran,”akunya.

Terlepas dari itu, peran mahasiswa sangat penting dalam upaya pencegahan banjir maupun bencana lainnya. Kesadaran kolektif dapat dibangun melalui pengelolaan sampah yang baik, penanaman pohon, pembuatan biopori, hingga membersihkan saluran air secara rutin.

“Pada dasarnya mahasiswa bisa menjadi agen perubahan lewat kampanye kreatif, advokasi sistem peringatan dini, maupun keterlibatan dalam tim siaga bencana,”pungkasnya. (Kris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *