Cegah Kasus DBD, Dinkes Musi Rawas Gencarkan Sosialisasi PSN 3M+

MUSI RAWAS348 Dilihat

Berita Silampari

MUSI RAWAS- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Musi Rawas (Mura) gencar melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M+ yaitu menguras, menutup, mengubur, serta memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Hal ini dilakukan untuk mencegah kasus DBD.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mura, Drg Maya Kesuma Surya melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Renaldi Oktavianus, didampingi Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Iwan Joko Sulistio mengatakanpihaknya terus menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M+ yaitu menguras, menutup, mengubur, serta memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Jika ditemukan penampungan air berukuran besar yang sulit dikuras, maka dilakukan larvasida.

“Penyemprotan (fogging) bukan langkah utama, tapi akan dilakukan jika ada peningkatan kasus demam di suatu wilayah. Pencegahan yang paling efektif tetap menjaga kebersihan lingkungan,”kata Renaldi sapaan akrabnya, Rabu (20/8/2025).

Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai gejala awal DBD yang ditandai dengan demam tinggi, sakit kepala, lemas, hingga mual dan muntah.

“Kasus paling banyak terjadi pada anak usia sekolah dasar. Jika ada anak yang mengalami demam tanpa penyebab jelas dan tidak kunjung sembuh setelah diobati, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat agar cepat ditangani,”imbuhnya.

Menurutnya, kalau dulu kasus DBD biasanya terkonsentrasi di Kecamatan Tugumulyo, Mangunharjo, dan sedikit di Muara Beliti, kini sudah menyebar ke wilayah lain seperti BTS Ulu, Cecar, Muara Kelingi, Muara Lakitan, hingga Megang Sakti.

Selain itu, mobilitas masyarakat yang tinggi serta kondisi lingkungan yang masih kurang bersih menjadi faktor utama penyebaran DBD. Nyamuk Aedes Aegypti sebagai pembawa virus banyak berkembang biak di penampungan air, sampah, maupun lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya.

“Setelah dilakukan pemeriksaan epidemiologi, banyak ditemukan jentik nyamuk di lapangan. Ini menunjukkan risiko penularan cukup tinggi,”terangnya.

Terlepas dari itu, pihaknya menghimbau agar masyarakat meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta bersama-sama mencegah berkembangnya sarang nyamuk Aedes Aegypti. (Kris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA TERBARU