Hentikan Konflik Gajah di Habitat Benakat Semangus, Warga Tri Anggun Jaya Ikuti Pelatihan Mitigasi

Berita Silampari

MUSI RAWAS- Pemerintah Desa (Pemdes) Tri Anggun Jaya, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas (Mura) bersama dengan balai besar Konservasi Sumber Daya Alam(KSDA) dan PT Musi Hutan Persada (MHP) menggelar kegiatan pelatihan mitigasi konflik antara gajah Sumatera dan Masyarakat di kantong habitat benakat semangus.

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari yang dilaksanakan di balai Desa Tri Anggun Jaya (SP 5) sedangkan untuk narasumbernya itu disampaikan oleh, perkumpulan jejaring hutan satwa(PJHS) dan Balai besar KSDA Sumatera Selatan.

Kepala Desa (Kades) Tri Anggun Jaya, Imran Jono menyampaikan sangat menyambut baik dengan adanya kegiatan pelatihan pelatihan mitigasi konflik ini. dengan adanya pelatihan ini bisa membantu warganya saat melakukan pengusiran terhadap gajah liar saat memasuki pemukiman.

Diceritakannya, sekitar 4 tahun belakangan ini kawan gajah liar sering masuk ke perkebunan bahkan sesekali masuk mendekati pemukiman warga, sebelumnya itu tidak perna terjadi. Hal ini sendiri terjadi sejak PT MHP beralih menanam tanaman Ekaliptus dari sebelumnya menanam tanaman Akasia.

Menurut ia, kemungkinan di kawasan PT MHP ini makanan untuk mereka kurang tersedia, sehingga mereka bergeser mendekati pemukiman warga karena ketersedian makanan banyak biasanya masyarakat banyak menanam tanaman seperti nangka, pisang.

“Kalau dulu hanya pintasan saja, seperti saat musim panen padi, itu sering dulunya gajah itu datang. Kalau saat ini tidak musim lagi mereka sering datang, bahkan banyak pondok milik warga itu menjadi rusak dihancurkan oleh gajah liar,”paparnya.

Kemudian, sudah menimbulkan korban jiwa, sebanyak 3 orang akibat serangan gajah liar itu. untuk itu kami sangat berharap dengan pihak Pemerintah dan Perusahaan agar dapat mengambil langkah yang cepat dan tepat.

Kami juga di tanggal 28 juni 2025 yang lalu telah berkoordinasi dengan pihak Balai besar KSDA Sumatera Selatan (Sumsel) agar dibuatkan kanal gajah dan ditanamkan makanan yang cukup di hutan konservasi itu. untuk kawanan gajah liar ini agar kawanan gajah liar ini tidak bisa masuk di kawasan warga lagi.

Selain itu, setelah dilakukan kegiatan mitigasi konflik antara gajah Sumatera dan Masyarakat, kami juga bersama masyarakat langsung melakukan praktek dilapangan. Dengan menggunakan long spirtus dan long karbit.

“Kami juga mendapatkan bantuan, dari pihak PT seperti long dan karbitnya. Bahkan kami selalu memberikan himbauan kepada masyarakat jika terlihat ada gajah yang masuk ke lahan perkebunan. Untuk tidak mendekati daerah tersebut mulai dari pukul 16.00 Wib sampai Pukul 07.00 Wib,”imbuhnya.

Terlepas dari itu, dirinya berharap kejadian gajah liar masuk ke pemukiman masyarakat itu tidak terulang kembali, tentunya dengan dilakukan langkah-langkah yang tepat, seperti pembuatan kanal gajah dan pihak Balai besar KSDA Sumatera itu memberikan atau menanam makanan gajah ini di hutan konservasi sehingga kebutuhan makanan gajah dapat terpenuhi. (Kris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *