Sakit Hati Jadi Motif Pelaku Habisi Nyawa Kontraktor di Lubuklinggau

banner 468x60

Berita Silampari

LUBUK LINGGAU- Terungkap makmur sebelum melakukan pembunuhan ia menginap di rumah Amer yang berada di Kota Lubuk Linggau.

banner 336x280

Hal ini diungkapkan Makmur saat di wawancarai di Polres Lubuk Linggau. Selasa (22/5/2025)

Buronan yang sudah delapan bulan di tangkap karena diduga melakukan pembunuhan terhadap korban yang merupakan kontraktor asal Lubuk Linggau yakni Hamsi

Akibat warga Kelurahan Jogoboyo meninggal secara tragis dengan mengalami luka tusuk, pada Minggu (25/8/2024) Sekira Pukul 17.30 Wib.

Dikatakan Makmur ia tega membunuh Hamsi motifnya sakit hati karena Amer selaku pamannya di kroyok oleh Korban Hamsi di saat hendak pembangunan Kantor Kemenag Muratara.

Awalnya saya di telpon adik saya bahwa Amer mau di keroyok keluarga korban Hamsi, dan saya sempat mendatangi lokasi tersebut namun saat itu kejadian itu tidak ada lagi.

“Setelah itu ia mengetahui bahwa Amer selaku pamannya dilaporkan ke polisi karena Senpi dengan mengancam korban Hamsi di pembangunan kantor Kemenag dan Amer ditangkap di Rutan Polres Muratara,”kata Makmur, Selasa (22/4/2025).

Saat kejadian pembunuhan ia akui memang sudah empat hari tinggal di Lubuk Linggau dirumah pamannya Amer di jalan Kenanga II untuk mengintai korban.

“Untuk motor ia pinjam dengan anak Amer, dan ia akui niat sendiri ingin membunuh korban, karena alasan tidak senang dengan korban karena pamannya Amer di keroyok korban Hamsi,”akunya.

Ia sengaja mengajak kakaknya Radit untuk membunuh korban Hamsi, dan untuk pisau ia sengaja membawa dari rumah dengan diselipkan di pinggang.

Untuk menusuk korban Hamsi akui Makmur sendiri dengan cara menusuk dari belakang dengan satu kali sedangkan kakaknya Radit hanya sekedar mengendarai motor.

Lanjutnya, awalnya pada minggu sore ia sengaja mendatangi rumah korban Hamsi di Kelurahan Jogoboyo, dengan mereka menunggu di pondok depan rumah Hamsi

Saat itu ia Makmur dengan membawa pisau dari rumah dan keduanya berangkat dari rumah Amer di Kelurahan Kenanga II mengendarai sepeda motor milik anak Amer menuju rumah korban Hamsi

“Untuk Radit bertugas hanya membawa motor dan Makmur duduk dibelakang dan di lokasi ia melihat Hamsi lagi memboncengi anaknya menuju jembatan dekat rumahnya,”paparnya.

Lalu Makmur dan Radit langsung mengejar Hamsi, setelah itu Hamsi berhenti di jembatan dan Makmur bertanya kepada hamsi “Mengapa kau mengeroyok paman ku Amer” lalu Hamsi belum sempat jawab langsung di tujah saya dari belakang.

“Memang korban Hamsi mengenali saya dan kakak saya karena masih satu desa yakni Desa Karang Anyar Muratara,”ujarnya.

Kemudian, usai membunuh diakui ia langsung terminal atas dan berpisah dengan kakak saya Radit. Dimana, ia pergi naik bus ke Bekasi setelah itu langsung ke Banyumas, Purwokerto tempat keluarganya. Sedangkan pisau yang digunakan tersangka Makmur membunuh korban ia buang disungai kelingi, dekat Depo Pertamina

Selanjutnya, setelah kejadian ia berencana akan merantau ke Malaysia dengan modal uang Rp5 juta. Namun, uang tersebut dipakai untuk kebutuhan maka ia tidak jadi pergi ke Malaysia.

“Selama saya buronan tidak bekerja hanya membantu keluarga di Purwokerto dengan mengurusi ayam,”timpalnya.

Diakuinya, ia juga membunuh korban Hamsi ia tidak ada suruhan dari Amer selaku ponakan saya dan itu murni karena niatnya sendiri. Bahkan selama jadi buronan, ia tidak pernah di telpon oleh saudara Amer.

“Motif saya membunuh Hamsi karena sakit hati karena paman saya Amer dikeroyok orang,”pungkasnya. (Kris)

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *