Peringatan HGN dan HUT PGRI di Mura Momentum Meningkatkan Etos Kerja

MUSI RAWAS830 Dilihat
banner 468x60

Berita Silampari 

MUSI RAWAS- Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Musi Rawas (Mura) melaksanakan Upacara Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun (HUT) PGRI tingkat Kabupaten Mura, Senin (27/11/2023) di Lapangan Kantor Bupati Mura.

banner 336x280

Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Effrizal dan Pembina Upacara Bupati Mura, Hj Ratna Machmud.

Dalam Mentri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim yang dibacakan Bupati Mura, Hj Ratna Machmud mengatakan bahwa Tahun ini mungkin menjadi tahun terakhir ia merayakan Hari Guru Nasional sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Hal ini membuat ia merasa sedih, karena saya pasti akan rindu bertemu dengan guru. Tapi di balik itu, tersimpan rasa yakin dan optimis yang sangat kuat dalam benak saya.

“Saya yakin bahwa Ibu dan Bapak guru
sebagai nakhoda tidak mau membalikkan lagi arah dari kapal Merdeka Belajar. Saya optimis bahwa semua pendidik di seluruh Indonesia masih akan terus bergerak
mewujudkan Merdeka Belajar. Keyakinan ini tumbuh dari hal-hal yang berhasil kita capai bersama dalam empat tahun terakhir,”paparnya.

Dikatakannya, pada tahun pertama Merdeka Belajar, kita menghapus Ujian Nasional dan memberi kepercayaan kepada guru untuk menilai hasil belajar muridnya. Kita menerapkan Asesmen Nasional agar kita semua berfokus menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan.

“Lingkungan belajar yang menumbuhkan kemampuan literasi dan numerasi serta karakter murid. Lalu di tahun berikutnya, kita meluncurkan Kurikulum Merdeka. Jika Asesmen Nasional mengukur tujuan perubahan, Kurikulum Merdeka memberikan petunjuk jalan mencapai tujuan itu,”bebernya.

Menurut ia, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang ditunggu-tunggu para guru, karena tidak hanya meringankan beban murid berkat pengurangan pada jumlah materi, dan penekanan pada pemahaman yang mendalam, tetapi juga memerdekakan guru untuk mengolah kreativitasnya dan berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan murid.

Selain itu, ruang untuk belajar dan berbagi di antara sesama guru juga kini semakin luas dengan adanya platform Merdeka Mengajar. Jutaan guru di seluruh Indonesia sekarang saling terhubung, saling belajar, dan menginspirasi satu sama lain dalam
menerapkan Kurikulum Merdeka.

Selanjutnya, terobosan besar kita hadirkan dengan meluncurkan Pendidikan Guru Penggerak. Program ini berbeda dari pelatihan guru yang sudah ada sebelumnya, karena tujuannya untuk mendorong lahirnya generasi guru, kepalas ekolah, dan pengawas sekolah yang mampu memimpin perubahan nyata.

“Terakhir, yang juga sangat membahagiakan adalah kita sudah semakin dekat untuk mencapai target satu juta guru ASN PPPK guna memenuhi kebutuhan guru, dan
tentunya meningkatkan kesejahteraan para pendidik.

Terlepas dari itu, ia percaya bahwa Hari Guru Nasional tahun ini bukanlah salam perpisahan. Sebaliknya, peringatan Hari Guru Nasional tahun ini adalah penanda kesatuan tekat kita untuk mengakselerasi kemajuan sistem pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, mari kita rayakan hari ini dengan semangat untuk terus melaju ke depan, dengan derap langkah serentak melanjutkan gerakan Merdeka Belajar.

Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Mura, Raslim menjelaskan upacara ini merupakan acara puncak semua guru dari berbagai jenjang pendidikan ikut upacara mulai dari guru TK/PAUD, SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/MA/SMK. Dimana, partispasinya luar biasa, hadir semua ingin bersama-sama silaturahmi.

“Dari silaturahmi kita banyak ambil manfaat. Kita menghilangkan kesenjangan guru di masing-masing jenjang pendidikan. Kita membangun solidaritas, soliditas, saling menghargai satu sama lain. Kita membangun kebersamaan. Kawan-kawan guru merasa dihormati, merasa dihargai profesinya oleh pihak-pihak lain,”timpal Raslim.

Ia menambahkan, dengan adanya dihargai profesi guru oleh pihak lain bagian dari upaya untuk meningkatkan etos kerja. Jadi semangatnya kembali lagi.

“Tujuan kita untuk memajukan dunia pendidikan di Mura agar Mura lebih mantap lagi untuk kedepannya,”akunya.

Raslim menegaskan, guru dalam menjalankan tugas tidak sendiri, PGRI memperhatikan unsur kenyamanan dan kenyamanan. Kita membela teman guru yang bermasalah supaya meraka dalam menjalankan tugas merasa nyaman dan aman. Kalau mereka merasa aman dan nyaman dalam menjalankan tugasnya di depan kelas maka hasilnya akan maksimal. Output-nya yang kita harapkan dari guru agar mereka tidak tidak ragu-ragu, agar anak-anak di Mura yang menempuh pendidikan memenuhi harapan semua pihak agar tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Hanya saja, menyikapi maraknya kriminalisasi terhadap guru kiat sadari harus ada transformasi guru diketahui guru sebagaian besar lahir di generasi X memiliki kareklistik pada saat lahir belum tahu ponsel, belum tahunya alay teknologi yang canggih. Sementara itu anak didik yang diajarkan oleg guru-guru itu generasi Z yang memiliki karakteristik mereka sudah sangat mudah mengakses internet. Merek mendapatkan materi-materi yang dia inginkan sangat mudah sehingga kurang menghargai guru.

Terlepas dari itu, melalui momentum peringatan hari guru dan PGRI menyadari bahwa tantangannya lebih besar harus manapun menghadap tadi dengan perkembangan zaman yang ada supaya bisa memahami bagaimana metode bagaimana mengajar yang pas pada saat anak generasi Z saat ini. Apalagi generasi alfa ini lebih canggih lagi anak-anak usia 3-5 tahun sudah bisa mengakses HP android tanpa panduan orang tua ini lebih canggih. Kalau guru masih bertahan dengan cara lama tidak menutup kemungkinan permasalahan guru  masih tinggi terhadap guru ini menjadi PR buat kita pengurus PGRI kedepan yang menjadi teman-teman guru dalam menjalankan tugas bisa selamat, namanya sejahtera terlindungi . ini yang menjadi semangat pengurus PGRI Kabupaten Mura. (Kris-ADV)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *